Sabtu, 15 Februari 2014

Muncul mobil murah, Esemka karya pelajar Surabaya unjuk gigi

Muncul mobil murah, Esemka karya pelajar Surabaya unjuk gigi


Muncul mobil murah, Esemka karya pelajar Surabaya unjuk gigi
Mobil ESEMKA SMKN 2 Surabaya. ©2013 Merdeka.com/Moch AndriansyahMeski Indonesia sudah dibanjiri mobil dari produsen ternama, mobil Esemka buatan pelajar SMK tak mau kalah untuk ikut bersaing merebut hati konsumen. Mobil buatan dalam negeri itu akan terus melakukan inovasi.

Di SMK Negeri 2 Surabaya, Jawa Timur ini misalnya. Meski mengakui, untuk bersaing dengan mobil buatan industri-industri di bidang otomotif sangatlah berat, di sekolah kejuruan yang ditunjuk sebagai sekolah perakit mobil nasional di Kota Pahlawan ini, mendidik para siswanya untuk tidak patah semangat menciptakan inovasi-inovasi baru di bidang otomotif.

"Kalau soal harga, mutu dan brand, jelas kita kalah semuanya. Harga mobil Esemka yang kita buat harganya Rp 170 juta, karena belum diproduksi secara massal. Kalau ada produksi massal sudah barang tentu harganya bisa turun," ungkap Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Surabaya, Harun, Sabtu (21/9).

Dia mencontohkan, mobil tipe Rajawali buatan anak didiknya itu misalnya. Jika dijual di pasaran, harganya dibanderol Rp 170 juta. Sebab, kata dia, untuk pembuatan satu unit mobil dengan kapasitas 1.600 CC, dibutuhkan dana Rp 130 juta. "Dan saat ini sudah ada pesanan sampai 30 unit dari Jawa Timur."

Sementara untuk mobil murah asal Jepang yang dipamerkan di Jakarta dengan 1.000 CC, Harun membandingkan, dijual dengan harga di bawah Rp 100 juta. "Kalau sama-sama CC-nya, mungkin enggak jauh beda. Tapi yang jelas kita tetap kalah bersaing," kata Harun.

Meski begitu, Harun mengaku selalu mengatakan pada anak didiknya, agar tetap semangat. "Apapun yang terjadi, paling tidak kita masih punya mobil nasional hasil karya anak bangsa. Meski ada dampak negatif, ditinjau sisi positifnya, keberadaan mobil murah bisa menguntungkan lulusan SMK. Kalau banyak diproduksi mobil, pasti akan menyerap tenaga kerja lulusan teknik. Entah itu sebagai mekanik di tempat servis, atau apa sajalah, yang jelas kita ambil positifnya," kata Harun pasrah.

Terpisah, Branch Manager (BM) Surabaya Astra Credit Company (ACC), Agung Waisnawa Putra mengatakan, program Low Cost Green Car (LCGC), justru memiliki nilai positif bagi produsen mobil. Mereka para produsen otomotif akan berlomba menyuguhkan produk andalan dengan beragam keunggulan dan tipe serta harga yang memancing minat konsumen.

Jelas, kata Agung, bidikan pasar pun mulai diperkuat dengan menyasar konsumen middle low alias kalangan menengah ke bawah yang memang gemar dengan otomotif. "Keterjangkauan harga yang bersaing ikut memberi iklim tumbuhnya dunia otomotif di tengah kelesuan ekonomi nasional yang kian tak menentu ini," ungkap dia.
sumber: http://www.merdeka.com/

0 komentar:

Posting Komentar